Majapahit merupakan kerajaan besar yang pernah ada di indonesia, Kerajaan ini berdiri selama lebih dari dua abad, dari abad ke-13 hingga ke-16 Masehi, dan menguasai hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini, serta sebagian wilayah Asia Tenggara. Kerajaan Majapahit tidak hanya dikenal karena kekuatan politik dan militer, tetapi juga karena kekayaan dan keanekaragaman kebudayaan. Kebudayaan Majapahit mencerminkan pengaruh dan interaksi dari berbagai agama, etnis, dan bangsa, yang membentuk identitas dan karakter bangsa Indonesia.
Kita akan bertujuan untuk mengulas kehidupan sosial kerajaan Majapahit, yang meliputi sistem sosial dan ekonomi, kesenian dan budaya, serta agama dan kepercayaan. Kita juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan sosial kerajaan Majapahit memberikan warisan sejarah dan budaya yang patut dibanggakan dan dilestarikan oleh bangsa Indonesia.
Kehidupan Sosial Kerajaan Majapahit di Bidang Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Majapahit dipengaruhi oleh sistem kasta yang berasal dari pengaruh agama Hindu. Sistem kasta ini membagi masyarakat menjadi empat kelompok utama, yaitu Brahmana (pendeta), Ksatria (pejuang), Waisya (pedagang), dan Sudra (rakyat jelata). Selain itu, ada juga kelompok yang berada di luar sistem kasta, yaitu Candala (golongan hina) dan Bhikkhu (golongan biksu).
Masyarakat Majapahit mayoritas adalah petani, sisanya adalah pedagang, pengrajin, nelayan, dan pelaut. Barang utama yang diperdagangkan adalah hasil hutan, hasil pertanian, dan hasil tambang seperti emas dan sejenisnya. Perdagangan dilakukan baik secara lokal maupun internasional, melalui jalur darat dan laut. Kerajaan Majapahit memiliki armada laut yang kuat dan canggih, yang disebut sebagai "kapal jung". Kapal jung mampu mengangkut hingga 1000 orang dan 1000 ton barang. Kapal jung juga dilengkapi dengan meriam dan senjata api, yang merupakan teknologi baru pada masa itu.
Kesenian dan Budaya
Kehidupan sosial kerajaan Majapahit dalam seni dan budaya juga sangat beragam, yang dipengaruhi oleh berbagai unsur, seperti Hindu, Buddha, Islam, Jawa, Melayu, Cina, India, dan Arab. Kebudayaan Majapahit tercermin dalam berbagai bidang seni, seperti sastra, arsitektur, ukir, patung, musik, tari, dan wayang.
Salah satu karya sastra terkenal dari Majapahit adalah Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi. Nagarakretagama adalah sebuah puisi yang menggambarkan sejarah, pemerintahan, wilayah, dan kebudayaan Majapahit. Nagarakretagama juga merupakan sumber utama yang mengungkapkan konsep Nusantara, yaitu kesatuan wilayah dan bangsa di bawah naungan Majapahit.
Salah satu contoh arsitektur Majapahit adalah Candi Penataran, yang terletak di Blitar, Jawa Timur. Candi Penataran adalah candi Hindu terbesar di Jawa Timur, yang dibangun antara abad ke-12 hingga ke-15 Masehi. Candi Penataran memiliki banyak relief yang menggambarkan cerita-cerita Hindu, seperti Ramayana, Mahabharata, dan Sutasoma.
Salah satu contoh seni ukir Majapahit adalah Arca Dwarapala, yang merupakan patung penjaga pintu yang berdiri di depan candi atau istana. Arca Dwarapala memiliki ciri khas berupa raut wajah yang garang, tubuh yang kekar, dan senjata yang besar. Arca Dwarapala juga menggambarkan alam dan fauna, seperti bunga, naga, burung, dan lain-lain.
Salah satu contoh seni patung Majapahit adalah Arca Ganesha, yang merupakan patung dewa Ganesha, dewa pengetahuan dan kebijaksanaan dalam agama Hindu. Arca Ganesha memiliki ciri khas berupa kepala gajah, perut buncit, dan empat tangan yang memegang berbagai atribut, seperti kapak, gada, cincin, dan kendi.
Salah satu contoh seni musik Majapahit adalah Gamelan, yang merupakan alat musik tradisional yang terdiri dari berbagai instrumen, seperti gong, bonang, saron, gender, gambang, kendang, dan suling. Gamelan memiliki nada yang khas, yang disebut sebagai slendro dan pelog. Gamelan biasanya dimainkan untuk mengiringi tari, wayang, atau upacara keagamaan.
Salah satu contoh seni tari Majapahit adalah Tari Bedhaya, yang merupakan tari sakral yang hanya boleh ditampilkan di depan raja atau keluarga kerajaan. Tari Bedhaya melibatkan sembilan penari wanita yang mengenakan busana adat Jawa, yang disebut sebagai dodot. Tari Bedhaya memiliki gerakan yang halus, anggun, dan simbolis, yang menggambarkan hubungan antara raja dan dewi Sri, dewi kesuburan dan kemakmuran.
Salah satu contoh seni wayang Majapahit adalah Wayang Kulit, yang merupakan seni pertunjukan yang menggunakan boneka kulit yang diproyeksikan ke layar putih dengan cahaya lampu. Wayang Kulit biasanya menceritakan kisah-kisah epik Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, dengan diselingi humor dan kritik sosial. Wayang Kulit dimainkan oleh seorang dalang, yang berperan sebagai sutradara, narator, pengisi suara, dan pemusik.
Agama dan Kepercayaan
Kehidupan sosial kerajaan Majapahit juga sangat toleran terhadap berbagai agama dan kepercayaan. Agama resmi kerajaan adalah Hindu, yang dipraktikkan oleh raja dan sebagian besar rakyat. Namun, ada juga pengaruh agama Buddha, yang dipeluk oleh sebagian kalangan bangsawan dan rakyat. Selain itu, ada juga pengaruh agama Islam, yang dibawa oleh pedagang dan pelaut dari Timur Tengah, India, dan Cina. Agama Islam mulai menyebar di Nusantara pada abad ke-13 Masehi, dan menjadi agama mayoritas pada abad ke-16 Masehi.
Selain agama-agama besar, masyarakat Majapahit juga masih memegang kepercayaan tradisional, yang disebut sebagai Kejawen. Kejawen adalah kepercayaan yang menghormati leluhur, alam, dan roh-roh halus. Kejawen juga memiliki konsep tentang keseimbangan antara dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah, yang disebut sebagai Tri Loka. Kejawen juga memiliki konsep tentang siklus hidup, mati, dan reinkarnasi, yang disebut sebagai Samsara.
Kehidupan Sosial Kerajaan Majapahit juga sangat maju dan beragam. Kerajaan ini memiliki sistem sosial dan ekonomi yang berkembang, berbagai bidang seni dan budaya yang kaya, serta toleransi terhadap berbagai agama dan kepercayaan. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu warisan sejarah dan budaya yang patut dibanggakan oleh bangsa Indonesia.